hgh dhea metformin
Home » Teknologi Industri

Standarisasi di Industri

9 August 2009 6 Comments

1. Pendahuluan

Di dunia industri apapun, ada satu hal yang mutlak kebenarannya dan keberlakuannya. Bahwa industri ada karena fungsinya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Sehingga pemicu bagi keberadaan semua industri–terlepas dari jenis, ukuran, sifat, dan atribut lainnya– adalah adanya konsumen dan berbagai kebutuhan dan keinginannya.

Hal ini kemudian berkembang menjadi faktor kunci penentu sukses tidaknya bahkan lebih jauh bertahan tidaknya suatu perusahaan, yaitu kemampuan dalam memberikan produk dan pelayanan yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, yang pada akhirnya akan terukur dalam derajat pencapaian kepuasan dari konsumen bersangkutan.

Tidaklah mudah untuk memenuhi apa yang diminta oleh konsumen. Bahkan dalam skala yang lebih mikro, tidaklah mudah untuk bisa menghasilkan produk dan pelayanan yang konsisten dan seragam sepanjang waktu. Cobalah Anda membuat 2 buah tanda-tangan Anda sendiri pada selembar kertas, namun Anda dituntut untuk bisa menghasilkan tanda-tangan yang sama persis. Tidak mudah bukan?

2. Standarisasi Produk vs. Sistem

Menyambung uraian pada bagian pendahuluan diatas, bisa kita sederhanakan dengan adanya 2 hal yang saling terkait dan mestinya saling sinergi didalam perusahaan, yaitu persyaratan konsumen pada satu sisi dan hasil dari berbagai proses yang ada diperusahaan pada sisi lainnya.

Karena produk dan pelayanan diberikan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu, maka menjadi hal yang penting untuk melakukan standarisasi terhadap fungsi dan karakteristik lainnya dari produk dan pelayanan bersangkutan. Inilah yang luas dikenal dengan standarisasi produk.

Terdapat banyak standar untuk produk dan pelayanan yang keberlakuannya bersifat lokal, regional, bahkan terkadang internasional. Standarisasi produk akan mudah dikenali dari marking yang diberikan pada produk bersangkutan. Ada UL dari US, CE dari Uni Eropa, dan SNI yang berlaku lokal untuk produk yang diperdagangkan di Indonesia.

Diluar standarisasi produk, sebenarnya ada yang jauh lebih penting dan signifikan didalam industri. Untuk membuat produk atau pelayanannya, perusahaan memiliki berbagai jenis dan ragam proses, yang kerap dilengkapi dengan berbagai peralatan dan perlengkapan yang canggih dan modern.

Sulit rasanya berharap produk dan pelayanan yang dihasilkan akan bisa memenuhi persyaratan konsumen, bilamana berbagai proses ini tidak kita perhatikan aspek operasionalisasinya. Dengan kata lain, berbagai proses di perusahaan haruslah kita buatkan standarisasi dalam operasionalisasinya sedemikian sehingga produk dan pelayanan yang dihasilkannya akan mampu memenuhi persyaratan dari konsumen.

Standarisasi operasional dari berbagai proses pada perusahaan inilah yang kemudian dikenal dengan standarisasi sistem, yang akan mengatur aspek teknis dan manajerial dari berbagai proses tersebut.

3. Sistem Manajemen Mutu

Standarisasi sistem yang luas dikenal dan diadopsi oleh berbagai perusahaan dari berbagai industri adalah Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Mutu disini adalah terminologi yang akan mencerminkan ukuran dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan produk dan pelayanan yang bisa memenuhi persyaratan konsumen.

Filosofi dasar dari ISO 9001:2008 diberikan secara detail pada Gambar 1 dibawah ini.

gambar1

Upaya untuk menghasilkan produk dan pelayanan yang bermutu dikemas secara sederhana didalam ISO 9001:2008, melalui manajemen dengan pendekatan siklus PDCA (Plan, Do, Check, dan Action). Ini bermakna bahwa tiap proses harus direncanakan terlebih dahulu sebelum dioperasionalisasikan. Kemudian pada waktu tertentu, hasil dari operasionalisasi harus diperiksa terhadap kesesuaiannya dengan rencana yang telah disusun. Untuk kemudian dibuatkan perbaikan bilamana tidak sesuai dengan rencana dan peningkatan bilamana sesuai dengan rencana.

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 kemudian menggunakan sistem dokumentasi yang akan memastikan bahwa tiap proses sudah dibuatkan standar operasionalisasi dan bahwa tiap proses dioperasionalkan secara konsisten sesuai dengan standar tersebut.

Untuk memastikan bahwa standar dan operasionalnya berjalan sesuai dengan yang semestinya, ISO 9001:2008 menekankan pada diwujudkannya 8 prinsip manajemen mutu dan pada dipenuhinya berbagai persyaratan dari 8 klausul nya.

Belakangan ini, standarisasi terhadap sistem manajemen di industri mengalami perkembangan yang menggembirakan. Yang pertama, bahwa untuk memenuhi persyaratan konsumen dan dalam operasionalisasi dari berbagai prosesnya, perusahaan harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Terutama terhadap dampak yang merugikan dan mengurangi daya dukung lingkungan. Ini dikenal dengan Sistem Manajemen Lingkungan dengan ISO 14001:2004 nya.

Yang kedua, bahwa perusahaan juga dituntut untuk memberikan perhatian dan kepedulian yang memadai terhadap keselamatan dan kesehatan semua personil yang ada di lingkungan kerjanya. Upaya memberikan produk dan pelayanan yang bermutu dan tidak merugikan lingkungan, juga harus dibarengi dengan kondisi kerja yang tidak memberikan resiko sekecil apapun terhadap kesehatan tubuh dan keselamatan dari semua personil yang bekerja. Ini luas dikenal dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan OHSAS 18001:2007 dan SMK3 Permenaker No. 5 tahun  1996 untuk skala lokal di Indonesia.

4. Penutup

Berbagai standar industri yang berlaku–baik terhadap produk ataupun terhadap sistem–ditujukan untuk memastikan dan menjamin bahwa konsumen akan mendapatkan produk dan pelayanan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya, serta bahwa konsumen akan terpenuhi kepuasannya terhadap fungsi dan karakteristik yang baik dari produk dan pelayanan yang bersangkutan.

Implementasi dari berbagai standar ini, tidaklah bergantung pada perlu tidaknya perusahaan atau industri yang bersangkutan terhadap standar yang ada dan berlaku. Semuanya kembali pada mau tidaknya dan peduli tidaknya pihak perusahaan terhadap terpenuhinya kebutuhan dan keinginan konsumen dan tercapainya kepuasan konsumen! Nah, bagaimana dengan Anda?

**************

Profile Singkat:

*Sachbudi Abbas Ras, staf pengajar pada jurusan Teknik Industri di Universitas INDONUSA Esa Unggul Jakarta. Mendapatkan gelar Sarjana dan Magister dari Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB).

Selain sebagai staf pengajar, juga banyak memberikan training dan consulting dibidang Quality dan Productivity Improvement di berbagai perusahaan. Juga menjadi Instruktur untuk Certified Quality Engineer (CQE) program dari ASQ–American Society for Quality.

Email: abbasras@yahoo.com dan sachbudi.abbas.ras@indonusa.ac.id

6 Comments »

  • Abdullah Almandary said:

    Senang sekali ada bahan bacaan yang mudah dimengerti seperti ini. Sering-sering menulis topik industri Pak.

  • lsas said:

    menarik sekali,

    standarisasi atau standardisasi?

  • rusdianto kurniawan said:

    Bacaan yg cukup menarik, sayang gambarnya gak jelas, meski di-download versi pdf. Jadi gak bisa paham gambarnya :>). Kayaknya PR buat bang Abbas dan rekan2 lain penulis artikel nih, brgkali moderator/web bisa ngebantuin.
    Salam Sukses!

  • Infometrik said:

    Yang di link ini lebih jelas sedikit,
    http://www.infometrik.com/wp-content/uploads/2009/06/Standarisasi-di-Industri.pdf

    Berikutnya akan ditingkatkan kualitas gambar-gambar yang ada. Terima kasih.

  • Wawan said:

    Isas, boleh bantu ya:
    Standarisasi = Ejaan Indonesia
    Standardisasi = dari kata standard (inggris) yang di indonesiakan, mungkin lebih enak standardize (?)

    tapi kadang word secara otomatis mengoreksi ejaan yang sudah kita ketik, misalnya tulisan “bisa” sering kali jadi “bias” atau “pekan” menjadi “pecan”…
    yaa inilah plus minus piranti electronic.
    btw, kita cukup memahami maksud tulisannya.
    senang dengan tulisan bapak Sahbudi Abbas, semoga terus semakin aktif menulis tema-tema ringan ind

  • ruben said:

    Bila ingin mengajukan Sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang makanan ke instansi mana, Terimakasih..

Leave your response!

You must be logged in to post a comment.