Kolom Tech – INFOMETRIK http://www.infometrik.com -- Situs Informasi Mekanika, Material, dan Manufaktur -- Wed, 11 Oct 2023 23:23:30 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.3.2 Mobil Nasional dan Kebangkitan Bangsa http://www.infometrik.com/2014/04/mobil-nasional-dan-kebangkitan-bangsa-3/ http://www.infometrik.com/2014/04/mobil-nasional-dan-kebangkitan-bangsa-3/#respond Tue, 15 Apr 2014 22:50:33 +0000 http://www.infometrik.com/?p=2313 Oleh Azhari Sastranegara

(Sebuah catatan menjelang Hari Kebangkitan Nasional)

Sebagai bangsa yang besar, dengan negeri yang melimpah sumber daya alamnya, sangat wajar rakyat Indonesia memiliki sejuta harapan akan taraf hidup yang baik serta martabat yang tinggi di percaturan internasional. Dari sudut teknologi, sempat tejadi euforia kebangkitan nasional ketika IPTN berhasil menerbangkan pesawat yang canggih di kelasnya, N-250, hampir duapuluh tahun lalu. Sayang sekali badai krisis ekonomi dan reformasi menenggelamkan proyek yang membanggakan ini, ratusan insinyur handal diberhentikan dan tidak diberi perhatian yang memadai. Mereka ini kemudian kelak bertebaran di seluruh dunia dan mendapat pekerjaan terhormat di berbagai industri pesawat terbang terkemuka seperti Boeing dan Airbus. Reformasi 1998 sempat menjadi harapan, namun ternyata setelah itu bangsa kita lebih disibukkan pada urusan tata ulang sistem kenegaraan, demokrasi, penegakan hukum, masalah-masalah korupsi yang akut, dan yang semisalnya. Kebangkitan nasional dilihat dari sudut penguasaan teknologi dan daya saing kemampuan manufaktur hampir tidak pernah mendapat porsi pembahasan yang cukup baik di level pejabat negara maupun akar rumput.

Setelah nihil sekian lama dari berita bidang teknologi dalam negeri, kecuali beberapa berita hoax seperti pengembangan energy biru dan padi super, pada awal tahun 2012 media massa tiba-tiba menjadi ramai dengan berita tentang mobil nasional. …..

Selengkapnya bisa dilihat di sini.

Download artikel.

]]>
http://www.infometrik.com/2014/04/mobil-nasional-dan-kebangkitan-bangsa-3/feed/ 0
Mobil Hibrid, Siapkah Kita? http://www.infometrik.com/2012/05/mobil-hibrid-siapkah-kita/ http://www.infometrik.com/2012/05/mobil-hibrid-siapkah-kita/#respond Sun, 13 May 2012 04:24:55 +0000 http://www.infometrik.com/?p=1530 Belum lama berselang, pemerintah memunculkan wacana akan membuat mobil hibrida secara massal. Tujuannya jelas, mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) yagn semakin hari semakin membebani keuangan negara.

Hanya saja wacana yang dilemparkan pemerintah belum jelas, mobil hibrid seperti apa yang akan dikembangkan? Tanpa konsep yang jelas, sekali lagi topik ini hanya akan jadi wacana yang layu sebelum berkembang. Bukankah kalangan teknolog dan ilmuwan sudah sering dibuat terperangah dengan wacana-wacana muluk pemerintah? Beberapa waktu lalu pemerintah mengangkat wacana blue energy, padi super, bahan bakar alternatif dari minyak jarak, dan sebagainya, tapi ke mana semua gembar-gembor itu sekarang?

Bila mobil hibrid yang dimaksudkan pemerintah adalah mobil hibrid seperti milik Toyota dengan Prius-nya dan Honda dengan Insight-nya, yang menggunakan sumber energy primer dari bensin kemudian secara bertahap menyimpan energi listrik di dalam baterai, maka kita harus bersiap secara serius mengingat teknologi hibrid ini termasuk teknologi yang masih dijaga ketat oleh pabrikan otomotif besar dunia.

Mengulangi kembali seputar teknologi hibrid di dunia otomotif, kami lampirkan tiga tulisan tentang hal ini. Tulisan ini pernah dimuat di edisi khusus Majalah GATRA pada tahun 2006.

Mobil Hibrid 1

Mobil Hibrid 2

Mobil Hibrid 3

]]>
http://www.infometrik.com/2012/05/mobil-hibrid-siapkah-kita/feed/ 0
Makna dan Manfaat Kompetisi Shell Eco-Marathon http://www.infometrik.com/2010/05/makna-dan-dampak-kompetisi-shell-eco-marathon/ http://www.infometrik.com/2010/05/makna-dan-dampak-kompetisi-shell-eco-marathon/#respond Sat, 15 May 2010 23:44:24 +0000 http://www.infometrik.com/?p=1406

Pada tanggal 20 April 2010 lalu, Institut Teknologi Bandung meluncurkan kendaraan hemat energy yang akan diikutkan dalam lomba Shell Eco-Marathon se Asia yang akan diadakan di Sepang, Malaysia, bulan Juli nanti. Peluncuran ini sendiri telah diekspos oleh banyak media nasional, baik cetak maupun visual.

Dalam tulisan ini, Prof.Djoko Suharto, pembimbing dari tim ITB memberikan ulasan mengenai makna kompetisi tersebut dan efek yang diharapkan bisa timbul dari mengikuti kompetisi semacam ini, khususnya terhadap perkembangan inovasi di tanah air.

Shell Eco-marathon mulai diselenggarakan sejak tahun 1936 oleh sekelompok peneliti di laboratorium Shell untuk mempromosikan penghematan energi dan pengurangan polusi, khususnya di sektor transportasi. Dalam bentuknya yang sekarang, kompetisi ini pertama kali dilaksanakan di Eropa pada tahun 1985, kemudian di Amerika mulai tahun 2007 dan pada tahun 2010 ini Shell memperluas penyelengaraannya ke Asia. Kompetisi akan dilakukan di sirkuit Sepang, Malaysia pada tanggal 8-10 Juli 2010 dan diikuti oleh 112 peserta yang mewakili berbagai universitas dari 12 negara di Asia. Empat Perguruan Tinggi, yaitu ITB, ITS, UI dan UGM akan mewakili Indonesia dalam kompetisi tersebut.

Pemenang kompetisi adalah tim dengan kendaraan yang dapat menempuh jarah terjauh dengan jumlah bahan bakar paling sedikit. Berbagai tipe bahan bakar boleh digunakan. Setiap tim dapat memilih tipe bahan bakar masing-masing, seperti bensin, LPG, solar, bahan bakar
nabati maupun hidrogen. Kendaraan umumnya dijalankan dengan kecepatan rata-rata 30 km/jam dan menempuh jarak antara 16 sampai dengan 20 km tergantung dari panjang sirkuit balap yang dipakai. Untuk lomba di Sepang, kendaraan peserta diharuskan berputar 6 kali atau sepanjang 16,8 km. Setelah menempuh jarak tersebut, jumlah bahan bakar yang digunakan diukur dengan teliti dalam satuan gram atau ml. Agar penggunaan berbagai tipe bahan bakar tersebut dapat diperbandingkan, maka perhitungan konsumsi bahan bakar disetarakan ke tipe bensin Shell 95 tanpa timbal (Shell Unleaded 95 gasoline). Acuan yang dipakai adalah harga kalor bersih atau net calorific value. Sebagai contoh, harga kalor bersih bensin Shell 95 tanpa timbal adalah 42,9 kJoule/gram. Sebagai pembanding, etanol memiliki harga kalor bersih 26,9 kJoule/gram dan hidrogen 119,93 kJoule/gram.

Artikel selengkapnya dapat diunduh di sini Kompetisi Shell Eco-marathon

]]>
http://www.infometrik.com/2010/05/makna-dan-dampak-kompetisi-shell-eco-marathon/feed/ 0
PLTN di Indonesia : Sebuah Keniscayaan (Bag.2) http://www.infometrik.com/2009/10/pltn-indonesia-sebuah-keniscayaan-bag-2/ http://www.infometrik.com/2009/10/pltn-indonesia-sebuah-keniscayaan-bag-2/#respond Wed, 28 Oct 2009 21:10:32 +0000 http://www.infometrik.com/?p=1205 Kebijakan Energi Mix Pemerintah

tokaimuraPengembangan energi nuklir untuk tujuan sipil seperti reaktor nuklir untuk pembangkit daya, dimulai secara intensif setelah konferensi Geneva “On the peaceful uses of atomic energy” yang disponsori PBB tahun 1955. Penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai telah diterapkan dalam bidang pertanian, peternakan, peningkatan kesehatan dan kedokteran, juga kebutuhan industri.

Penggunaan teknologi nuklir yang lebih umum adalah sebagai pembangkit tenaga listrik.  Lebih dari 30 negara yang berkontribusi, setara 16% pasokan energi dunia.

Sebagai negara yang berdaulat, sejak dicetuskannya penggunaan tenaga nuklir untuk tujuan damai, Indonesia telah berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang teknologi nuklir tersebut. Pengalaman selama hampir 40 tahun lebih dalam pengoerasian reaktor dan juga kontribusi aktif di berbagai bidang seperti pertanian, peternakan, farmasi, kedoteran, dan industri, memperlihatkan kemampuan yang cukup untuk menembus level penggunaan teknologi nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik.

Pemanfaatan tenaga nuklir untuk kebutuhan listrik nasional menjadi salah satu alternatif energi. Kehadirannnya dapat menjadi penopang rencana jangka menengah dan panjang dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional.

Kebutuhan Energi Listrik Indonesia

Sebagai negara yang berpenduduk terbesar ke-4 di dunia, Indonesia diperkirakan akan mempunyai jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa pada tahun 2025 dari jumlah 120 juta di tahun 1970. Bersamaan dengan tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, kebutuhan dasar juga semakin meningkat. Sementara itu, sebaliknya, sumber daya alam yang tersedia semakin berkurang. Seperti terlihat akhir-akhir ini di luar pulau Jawa, saban hari terjadi pemutusan listrik bergilir.

65% penduduk Indonesia mendiami daerah Jawa-Bali, yang merupakan 7% dari wilayah Indonesia. Dengan kata lain, 75% konsumsi listrik Indonesia terpusat di Jawa-Bali saja. Laju konsumsi listrik di Jawa-Bali diperkirakan sekitar 7% dan di luar Jawa-Bali sekitar 10 %. Terlihat kenaikan kebutuhan akan listrik di daerah luar Jawa-Bali belakangan meningkat pesat seiring pembangunan di wilayah tersebut. Kendala kurangnya asupan energi listrik di luar Jawa-Bali sudah saatnya untuk dipikirkan solusinya.

PLN memperkirakan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2006-2015 (RUPTL), dengan asumsi pertambahan penduduk 7 % pertahun, proyeksi kebutuhan listrik tahun 2015 mencapai 239.49 TWh atau mengalami pertumbuhan rata-rata 8,5% selama 10 tahun ke depan dengan beban puncak akan mencapai 43.694 MW pada tahun 2015 atau sekitar 175 % kenaikan dibanding kapasitas terpasang PLN 2005 yaitu sekitar 19.514 MW untuk Jawa-Bali dan sekitar 5.573 MW untuk luar Jawa-Bali.  Untuk mencapai target pencapaian kapasitas dalam dekade kedepan pemerintah merumuskan strategi energi mix nasional yang di dalamnya ada upaya diversifikasi energi yang merupakan campuran energi fosil dan energi baru.

Pembangkit listrik berbahan bakar minyak, gas dan batu bara masih mendominasi pembangkit listrik di Jawa Bali. Pembangkit listrik lainnya seperti tenaga air berkontribusi sekitar 14%, sementara energi panas bumi berkontribusi sekitar 4% dari total kapasitas produksi listrik di Jawa-Bali.  Dalam hal penggunaan energi listik di Indonesia, konsumen rumah tangga masih mendominasi penggunaan listrik, sekitar 93.5%, bisnis atau komersil 3.9%, industri 0.2% dan yang lainnya 2.4%. Dari sini tampak bahwa beban pengguna listrik masih pada konsumen rumah tangga dibandingkan dengan bisnis atau komersila dan  industri yang masih relatif kecil terhadap penyerapan konsumsi listrik.

Kebijakan Pemerintah untuk Energi Mix Nasional

Kebijakan pemerintah dalam penanggulangan dan antisipasi kekurangan energi nasional dimotori kementerian energi dan sumber daya mineral. Pihaknya berupaya memadukan potensi sumber daya alam yang ada baik dari bahan fosil, terbarukan dan nuklir. Tentunya dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia, dikaitkan dengan aspek ekonomi, sosial dan politik.

Konsep kebijakan energi mix nasional dengan memasukan opsi energi nuklir sudah terdapat dalam cetak biru energi nasional pada departemen energi. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan energi untuk pemenuhan listrik nasional dalam 1 dan 2 dasawarsa kedepan. Proses kebijakan energi mix nasional dititikberatkan pada pemenuhan kebutuhan energi nasional dari berbagai alternatif sumber daya alam lainnya, baik itu sumber daya alam baru dan terbaharukan selain bahan bakar fosil. Kebijakan energi mix untuk tahun 2025 masih didominasi bahan bakar fosil dengan komposisi batubara 32,7 %, Gas bumi 30.6%, minyak bumi 26.2%, PLTA 2.4%, panas bumi 3.8% dan lainnya 4.4%. Energi nuklir masuk pada komposisi lainnya dengan kontribusi 1.993% terhadap kebutuhan energi nasional.

Tersirat beberapa tahap pembangunan dalam kebijakan pembangunan PLTN cetak biru kementerian energi. Tahap pertama adalah pembangunan 2 buah PLTN dengan target operasi sekitar 2016 dan 2017. Tahapan selanjutnya adalah pembangunan 2 buah PLTN lainnya dengan target operasi tahun 2023 dan 2024. Total daya yang diinginkan adalah 10 GWe dengan target harga per kWh < 4 cUS$.  Berbagai upaya telah, dan sedang dilakukan baik pihak pemerintah, universitas dan lembaga riset yang ada untuk mengadakan sosialisasi dan road show termasuk didalamnya dialog bersama parlemen, masyarakat, NGO dan lembaga profesi lainnya.

Kebijakan pemerintah dalam perencanaan pembangunan yang berkaitan dengan PLTN dalam bentuk sebuah keputusan pemerintah untuk pengembangan PLTN di Indonesia telah dikeluarkan pada tahun 1989. Dua tahun setelahnya, dimulai studi perencanaan tentang kemungkinan dibangunnya PLTN diindonesia. Studi perencanaan tersebut dilakukan sampai tahun 1996. Pada tahun 1997 dan mengacu pada keputusan pemerintah No. 10 tahun 1997, Indonesia sudah mempersiapkan untuk pembangunan PLTN berdasarkan prediksi laju konsumsi energi diharapkan sudah dibangun sekitar 2007 atau bahkan lebih cepat dari itu. Akan tetapi, berkaitan dengan krisis ekonomi yang terjadi, maka untuk sementara waktu proyek tersebut dimundurkan. Pada Januari 2003 dalam seminar mengenai rencana nasional energi dengan opsi energi nuklir, menteri energi dan sumber daya mineral telah merencanakan dioperasikannya pembangkit tenaga nuklir yang pertama pada tahun 2016. Pembangunannya dapat dimulai sekitar 2010-2011.

Berdasarkan keputusan sistem nasional untuk riset, pengembangan dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi telah disahkan DPR-RI dalam Ketetapan No. 18 tahun 2002. Keputusan hukum ini menjadi sebuah penguat dalam strategi penembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia khususnya berkaitan dengan penggunaan tenaga nuklir. Dalam perjalanannya, kementrian riset dan teknologi yang berkoordinasi dengan istitusi riset dan pengembangan dan beberapa universitas, industri dan NGO untuk membuat landmarks 2020. Fokusnya pada keamanan suplai makanan dan energi. Dua poin yang tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan untuk bertahan hidup, akan tetapi juga untuk pembangunan berkelanjutan.

Comprehensive Assesment of Different Energy Sources (CADES) for Generation in Indonesia adalah studi hasil kerja sama Indonesia dan IAEA . Studi ini berfokus pada penelitian tentang kemungkinan penerapan energi nuklir di Indonesia sebagai salah satu opsi sumber energi. Penelitian ini sudah mulai menunjukkan hasil, dan telah dilaporkan langsung ke IAEA pada Agustus 2003.

Laporan tersebut memperlihatkan strategi energi mix nasional yang akan diterapkan di Indonesia dari berbagai sumber daya alam yang tersedia termasuk penggunanan tenaga nuklir. Untuk Jawa-Bali, pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut akan mulai beroperasi sekitar 2016. Total kontribusi 5% dari total energi listrik nasional atau sekitar 6,000 MWe pada tahun 2025.

Referensi

Akira Imoto, IAEA activities in support of rising expectation for the role of nuclear power in developing countries, AESJ, Japan, November, 2006.

Badan Tenaga Nuklir Nasional, Energi Nuklir sebagai bagian dari sistem energi nasional jangka panjang, 2003.

Book of presentations of Tokyo tech COE-INES-Indonesia International Symposium 2005 , Prospect of Nuclear Energy in Indonesia, Bandung, Indonesia, 2005.

Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, 2005, Blue print pengelolaan energi nasional 2005-2025, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (www.esdm.go.id).

Kusnowo, Arlinah, Aplikasi Teknik Nuklir, Makalah Mapita Selekta Jurusan Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung, April 2004.

Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran.

Permana, Sidik, Energi Nuklir dan Kebutuhan Energi Masa Depan (Era Renaisans Energi Nuklir Dunia dan Energi Nuklir Indonesaia), Majalah Inovasi Vol 5/XVII/November/2005, PPI Jepang, 2005.

West, J.M. dan W.K. Davis, 2001, The Creation and Beyond: Evolutions in US Nuclear Power Development, Nuclear News, June 2001.

http://www.icjt.org/an/tech/jesvet/jesvet.htm

]]>
http://www.infometrik.com/2009/10/pltn-indonesia-sebuah-keniscayaan-bag-2/feed/ 0
PLTN di Indonesia Sebuah Keniscayaan (Bag.1) http://www.infometrik.com/2009/10/pltn-di-indonesia-sebuah-keniscayaan/ http://www.infometrik.com/2009/10/pltn-di-indonesia-sebuah-keniscayaan/#comments Thu, 15 Oct 2009 17:32:01 +0000 http://www.infometrik.com/?p=1162 reaktor_Mihama

Reaktor Mihama Jepang

Perkembangan Teknologi Nuklir Dunia dan Indonesia

Kebutuhan akan energi telah mendorong semua negara untuk ”berburu” sumber energi baik dari bahan bakar fosil, nuklir sampai energi terbaharukan. Meningkatnya harga minyak dan kebergantungan import bahan bakar energi ditambah lagi aspek lingkungan terutama masalah efek rumah kaca membuat masyarakat dunia berpikir lebih arif dan mendalam untuk menentukan pilihan energi yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang, dan di saat bersamaan energi tersebut bisa ramah dengan lingkungan. Pengembangan energi nuklir untuk tujuan sipil seperti reaktor nuklir untuk pembangkit daya dimulai secara intensif setelah konferensi Geneva “On the peaceful uses of atomic energy” yang di sponsori oleh UN (PBB) tahun 1955. Penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai telah dilakukan seperti penerapannya pada kebutuhan pertanian, peternakan, peningkatan kesehatan dan kedokteran, serta kebutuhan industri. Teknologi nuklir yang lebih umum digunakan adalah untuk pembangkit tenaga listrik yang sampai saat ini telah beroperasi di lebih dari 30 negara dan berkontribusi 16% terhadap energi dunia.  Indonesia sebagai sebuah negara yang berdaulat, telah berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang teknologi nuklir untuk tujuan damai dari sejak lama. Pengalaman hampir 40 tahun lebih dalam mengoperasikan reaktor dan juga berbagai kontribusi di berbagai bidang baik di sektor pertanian, peternakan, farmasi, kedoteran, dan industri memperlihatkan kemampuan yang cukup untuk menembus ke level penggunaan teknologi nuklir untuk pembangkit tenaga listrik.

Perkembangan Teknologi Nuklir di Dunia

Perlombaan negara-negara maju untuk bisa menguasai teknologi maju sudah dimulai sejak terjadinya peperangan baik perang dunia kesatu maupun kedua. Pada era perang dunia kedua, penguasaan teknologi nuklir memungkinkan negara-negara tersebut membuat kapal-kapal perang dengan berpendorong nuklir dan memasukan bahan-bakar nuklir kedalam hulu ledak misilnya. Generasi pertama penggunaan energi nuklir adalah untuk tujuan militer seperti hal nya sebuah reaktor pendorong kapal selam (submarine) (West, J.M. and W.K. Davis, 2001) milik US “Nautilus”, diikuti juga oleh uni soviet atau rusia saat ini dan senjata mematikan seperti bom atom yang pernah di jatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada akhir perang dunia II. Selepas perang duani kedua, dunia semakin sadar akan kehancurannya terutama akibat dijatuhkannya dua bom nuklir dijepang yang menyebabkan banyak korban jiwa. Pengembangan energi nuklir untuk tujuan sipil seperti reaktor nuklir untuk pembangkit daya dimulai secara intensif setelah konferensi genewa “On the peaceful uses of atomic energy” yang di sponsori oleh UN (PBB) tahun 1955. Teknologi nuklir untuk tujuan damai atau untuk menghasilkan listrik bagi penduduk telah dimulai pertama kalinya oleh pemerintah rusia di daerah Obninsk, pada 27 Juni 1954 dengan daya 30 MW. Energi nuklir setelah era perang dunia kedua merupakan energi yang bertujuan kebutuhan sipil, seperti halnya untuk kebutuhan pertanian dan peternakan. Penggunaan teknologi nuklir juga bermanfaat pada peningkatan kesehatan dan kedokteran, serta kebutuhan industri. Teknologi nuklir yang lebih umum digunakan adalah untuk pembangkit tenaga listrik yang dapat membantu supply energi bagi listrik nasional khususnya.

Pembangkit listrik tenaga nuklir (PTLN) didunia sampai 2006 berjumlah 442 buah yang sedang beroperasi secara komersial di 31 negara. Total daya yang dihasilkan 370 GWe yang berkontribusi 16% terhadap energi dunia. Jumlah reaktor nuklir komersial untuk energi di atas belum termasuk reaktor nuklir untuk tujuan riset dan pengembangan di pusat riset dan pengembangan, industri dan universitas. Amerika serikat mempunyai fasilitas PLTN terbanyak didunia, yaitu sekitar 104 PLTN dengan kontribusi 20% listrik disana dari total kebutuhan energi listrik AS yang beroperasi di 30 negara bagian negara tersebut. Di beberapa negara lainya, kontribusi energi nuklir terhadap pasokan listrik nasional cukup signifikan dari total kebutuhan listrik nasional mereka seperti di Prancis sebanyak 75% dari total kebutuhan, Belgia 58%, Swedia 47%, Korea Selatan 43%, Hongaria 38%, Swiss 36%, Jerman 31%, Jepang 36%, Finlandia 33%, spanyol 30%, Inggris 29%, Republik Czech 20%, Kanada 13%, mexico 5%, belanda 4%, dan lain sebagainya. Saat ini sediktinya ada sekitar 27 PLTN baru yang dalam tahap pembangunan.

Renaissance Teknologi Nuklir di Dunia

Pertemuan Paris ministerial conference, maret 2005, tersiratkan 8 negara baru memberikan sinyal positif bagi penggunaan teknologi nuklir diantaranya Maroko, Indonesia, Iran, Poland, Turki, Bangladesh, Mesir and Vietnam. Lebih dari 30 negara lainnya sudah menyatakan tertarik untuk menggunakan teknologi Nuklir dalam pertemuan tersebut.  Hal ini memperlihatkan sebuah indikasi ketertarikan negara-negara khususnya negara berkembang untuk turut andil dalam perkembangan Teknologi Nuklir. Penggunaan reaktor nuklir juga dapat menghasilkan produksi hidrogen untuk keperluan transportasi yang bersih dan keperluan destilinasi air dengan memanfaatkan kelebihan panas. NPT mengisyaratkan adanya kemauan yang begitu keras akan penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai atau sipil, dimana setiap bahan bakar nuklir di proteksi dan di awasi terutama proses pengayaan dan daur ulang limbah bahan bakar. Pada mulanya perjanjian ini adalah hanya pada ke 5 negara besar pemilik senjata nuklir agar tidak melakukan transfer terknologi senjata nuklir ke Negara lain. Saat ini program itu juga bertujuan untuk pengurangan produksi dan penghancuran senjata nuklir.

Dua penghargaan nobel untuk IAEA sebuah organisasi energi nuklir dunia dan ketuanya Muhammad Al-Baradei pada bulan oktober 2005 juga merupakan babak baru bagi perhatian dunia terhadap energi nuklir untuk keperluan damai dan keperluan sipil. Beberapa faktor di atas mengemuka dan menjadi fase baru “renaissance” bagi nuklir saat ini dan yang akan datang, hal tersebut juga terungkap dalam sebuah konferensi internasional di jepang GLOBAL 2005 Nuclear energy system for future generation and global sustainability yang dihadiri oleh 32 negara dan lebih dari 500 peserta.  Teknologi nuklir merupakan teknologi yang telah lama beroperasi dan well establish sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi terutama energi masa depan dalam waktu yang relatif lama. Pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan damai dan kebutuhan sipil merupakan sebuah kesadaran bersama baik ditingkat global maupun nasional. Keberhasilan mengurangi emisi CO2 yang berdampak pada pemanasan global dan dapat memenuhi tuntutan Kyoto protocol merupakan sebuah dampak signifikan bagi lingkungan global dari penggunaan nuklir.  Produksi hidrogen untuk transportasi yang bersih dan upaya destilinasi air adalah dampak lain dari penggunaan kelebihan panas dari sebuah PLTN. Kemajuan NPT dan penghargaan internasional bagi kemajuan IAEA dan dengan agresif nya program PLTN Negara-negara dunia khusus nya di asia, merupakan awal dari renaissance teknologi nuklir bagi masa sekarang dan yang akan datang.

Pemanfaatan Teknologi Nuklir di Indonesia

Sebagai sebuah bangsa yang besar dan merupakan bagian dari penduduk dunia yang mempunyai keinginan untuk mengembangkan kemampuan bangsanya dalam hal teknologi khususnya untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, bangsa Indonesia menyadari pentingnya hal itu, sehingga muncul keinginan untuk membangun dan mempunyai sendiri fasilitas teknologi nuklir yang dioperasikan di dalam negeri. Kegiatan yang berkaitan dengan teknologi nuklir telah dimulai sejak tahun 1954 yang merupakan saat kali pertama PLTN didunia di resmikan di Rusia. Sejak saat itu, beberapa tahun berselang sekitar empat tahun kemudian, dibentuknya Lembaga Tenaga Atom (LTA). Keinginan untuk terus mengembangkan sendiri dalam aspek riset dan pengembangan ketenaganukliran terus berkembangan, hal ini terungkap dari gagasan-gagasan yang muncul  pada seminar tenaga atom pertama diselenggarakan bersama oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Lembaga Tenaga Atom (LTA) di Bandung pada tahun 1962. Dua tahun berselang tepatnya 1964, didirikanlah BATAN, dan kegiatan implementasi dari pertemuan dibandung tersebut telah dilakukan beberapa studi introduksi PLTN di Indonesia yang secara efektif telah dimulai sejak tahun 1972 dengan pembentukan Komisi Persiapan Pembangunan-PLTN (KP2-PLTN), dan berlangsung hingga saat ini. Untuk itu diperlukan proses penelitian dan pengembangan ketenaganukliran yang diikuti dengan dibangunnya reaktor riset.

Memenuhi rencana introduksi PLTN tersebut, dibangunlah beberapa reaktor riset setelah reaktor pertama dibangung di Bandung. Ada tiga reaktor nuklir penelitian yang sedang beroperasi di Indonesia. Dua dari jenis Triga Mark (Amerika) dan satu reaktor serba guna yang didesain Jerman. Reaktor pertama di Indonesia, Triga Mark II merupakan raktor termis dengan elemen bakar U235 diperkaya 20%, dan pendingin air. Reaktor yang berada di Bandung tersebut diresmikan pada tahun 1965, oleh Presiden Republik Indonesia (Soekarno), dengan daya 250 kW. Namun kemudian dinaikkan dayanya menjadi 1 MW (1971) dan pada 2000 menjadi 2 MW. Reaktor Kartini adalah reaktor riset kedua dengan reaktor jenis yang sama yang merupakan hasil kerja ilmuwan dan tenaga Indonesia dengan arahan General Atomic Amerika. Reaktor dengan daya 100 kW tersebut diresmikan tahun 1979. Reaktor ketiga  dibangun dengan nama G.A. Siwabessy pada tahun 1987, setahun setelah tragedi kecelakaan Chernobyl. Reaktor ketiga ini dibangun didorong oleh kebutuhan akan radioisotop yang makin meningkat dan digunakan untuk pengujian struktur reaktor (material testing reactor), dengan daya 30 MW. Reaktor ini menggunakan elemen bakar lokal (buatan Indonesia). Reaktor yang pertama, kedua, maupun ketiga banyak menghasilkan kerjasama dengan berbagai universitas dan instansi lain, dan banyak sarjana maupun pasca sarjana yang dihasilkan.

Pengalaman Indonesia dalam Pengembangan Teknologi Nuklir

Tidak bisa dipungkiri bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik dan dari pengalaman itulah akan menambah semangat dan kemantapan dalam menjalani kehidupan yang akan datang. Serupa dengan pemanfaatan teknologi di dunia, pengalaman berbagai negara akan sangat berpengaruh dan berperan penting dalam perkembangan teknologi tersebut dalam hal ini aspek riset dan pendidikan menjadi tonggak paling penting dalam sejarah. Dalam hal kemampuan ketenaganukliran, Indonesia telah mempunyai pengalaman lebih dari 50 tahun dalam hal yang berkaitan dengan riset dengan pemanfaatan energi nuklir dan lebih dari 40 tahun untuk penanganan operasional reaktor sejak dibangunnya reaktor pertamanya dibandung tahun 1965. Dari ketiga reaktor yang telah beroperasi di Indonesia tersebut, telah banyak dihasilkan produk-produk untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Baik dalam bidang pertanian, kedokteran, obat-obatan, industri dan lainnya. Penggunaan energi nuklir untuk tujuan pembangkit tenaga listrik masuk dalam program jangka menengah dan panjang dimana tidak hanya kesiapan sumber daya manusia saja, akan tetapi berbagai pertimbangan lainnya termasuk finansial, aspek sosial masyarakat dan perkembangan politik baik nasional, regional maupun internasional.

Pengalaman mengoperasikan reaktor merupakan sebuah batu loncatan untuk memenuhi standar kemampuan dalam mengoperasikan reaktor dengan tujuan memproduksi listrik yang lebih besar lagi. Selama 40 tahun tersebut proses riset dan pengembangan telah dilakukan baik dari operasi reaktor, testing reaktor, pembuatan bahan bakar nuklir, termasuk bagaimana manajemen limbah bahan bakar nuklir. Berbagai studi banding dan pelatihan telah dilakukan dan bekerja sama dengan IAEA untuk mensupervisi indonesia dalam hal persiapan menuju pembangunan PLTN pertama diindonesia. Pengalaman Indonesia itu dapat dibandingkan dengan pengalaman negara-negara Asia lainnya diantaranya India dan Jepang proyek reaktor risetnya dimulai sekitar tahun 1957 dan diikuti beberapa negara lainnya. Pengalaman Indonesia ini merupakan pengalaman yang sangat berharga dan perlu diapresiasi mengingat mahalnya sebuah proses riset dan pengembangan, khususnya dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan rakyat. Pengalaman itu juga bisa menjadi bagian berharga bagi negara lain yang dapat belajar dari Indonesia.

Referensi

  1. Akira Imoto, IAEA activities in support of rising expectation for the role of nuclear power in developing countries, AESJ, Japan, November, 2006.
  2. Badan Tenaga Nuklir Nasional, Energi nuklir sebagai bagian dari sistem energi nasional jangka panjang, 2003.
  3. Book of presentations of Tokyo tech COE-INES-Indonesia International Symposium 2005 , Prospect of Nuclear Energy in Indonesia, Bandung, Indonesia, 2005.
  4. Kusnowo, Arlinah, Aplikasi teknik nuklir, Makalah kapita selekta jurusan teknik fisika, Institute Teknologi bandung, April 2004.
  5. Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaga Nukliran.
  6. Permana, Sidik, Energi Nuklir dan Kebutuhan Energi Masa Depan (Era Renaisans Energi Nuklir Dunia dan Energi Nuklir Indonesaia), Majalah Inovasi Vol 5/XVII/November/2005, PPI Jepang, 2005.
  7. West, J.M. and W.K. Davis, 2001, The creation and beyond: Evolutions in US nuclear power development, Nuclear News, June 2001.
  8. http://www.icjt.org/an/tech/jesvet/jesvet.htm
  9. http://www.aboutnuclear.org/view.cgi?fC=Electricity,Global_Map_of_Nuclear_Power_Plants

]]>
http://www.infometrik.com/2009/10/pltn-di-indonesia-sebuah-keniscayaan/feed/ 1
Ilmu tentang Kegagalan – Sebuah Pengantar http://www.infometrik.com/2009/09/ilmu-tentang-kegagalan-sebuah-pengantar/ http://www.infometrik.com/2009/09/ilmu-tentang-kegagalan-sebuah-pengantar/#comments Tue, 01 Sep 2009 13:12:51 +0000 http://www.infometrik.com/?p=1030 image001Seorang pembaca mengomentari tulisan penulis tentang sebab jatuhnya sang goliat otomotif GM, bahwa produksi yang kurang efisien dibandingkan produk Jepang seperti Toyota adalah alasannya. Memang apa yang dikomentari pembaca tersebut tidak salah, namun lebih tepat lagi kalau disebutkan bahwa penyebab jatuhnya adalah banyak faktor, seperti produksi yang kurang efisien, tingginya gaji buruh GM, gaya hidup mewah para top manajer (gaji dan bonus besar, tetap memakai pesawat jet meskipun di masa krisis ekonomi), beban biaya lain-lain yang tinggi (dalam hal ini biaya kesehatan dan pensiun), lemahnya inovasi produk baru, dan, yang menjadi fokus tulisan penulis kemarin, yaitu ketidakmampuan membaca perkembangan zaman yang makin menuntut produk yang hemat BBM sekaligus juga ramah lingkungan.

Adalah menarik juga menganalisa peristiwa tersebut dengan kacamata Ilmu tentang Kegagalan (Study of Failure), atau dalam istilah Jepangnya ‘shippaigaku’ (shippai=gagal, kegagalan, gaku=ilmu). Penulis lebih senang memakai istilah Jepang ini, karena ilmu ini memang dipopulerkan oleh orang Jepang.

Hukum Heinrich (Heinrich’s Law)

Studi tentang sebab-sebab kegagalan atau kecelakaan sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. Yang terkenal adalah sebuah laporan yang ditulis oleh Herbert William Heinrich pada tahun 1929. Bekerja di perusahaan asuransi Amerika Serikat, dia meneliti data statistik jumlah kecelakaan kerja yang terjadi dari sekitar 550 ribu data. Akhirnya dia menyimpulkan bahwa di balik 1 kecelakaan fatal ada 29 kecelakaan kecil, dan di baliknya lagi ada 300 kecelakaan nyaris (peristiwa nyaris celaka). Inilah yang disebut dengan Hukum Heinrich [1]. Inti dari hukum ini adalah suatu kecelakaan besar yang fatal pada dasarnya merupakan kumpulan dari beberapa kecelakaan kecil, atau lebih tepat dikatakan kecerobohan kecil. Maka, seandainya kecerobohan kecil ini bisa ditanggulangi sejak awal, kecelakaan besar tersebut bisa tercegah.

gambar2

Hukum Heinrich

‘Shippaigaku’

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Takashi Tachibana, seorang kolumnis Jepang mengomentari studi yang dilakukan oleh Yotaro Hatamura, seorang profesor teknik mesin di The University of Tokyo. Hatamura ‘sensei’ (artinya guru atau orang yang dianggap berilmu) sendiri mendalami bidang desain dan teknologi ‘nano design’. Hatamura sensei mulai tertarik mendalami ‘shippaigaku’ ketika menulis buku tentang desain mesin, khususnya buku ketiganya yang membahas tentang kegagalan desain[2]. Setelah itu Hatamura sensei dan beberapa murid-muridnya mengumpulkan beberapa fenomena kegagalan/kecelakaan yang terjadi di bidang teknik, juga beberapa hal-hal penting yang bisa menjadi petunjuk untuk pembelajaran dan perbaikan di masa depan, dan membuatnya menjadi sebuah buku yang khusus membahas tentang ‘shippaigaku'[3].

image003

Prof. Yotaro Hatamura

Misalnya tentang sebab kegagalan/kecelakaan, hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor: ketidak-tahuan, ketidak-pedulian, kelalaian, kesalahan prosedur, kekurangan data, problem organisasi, dll. Beberapa contoh kecelakaan besar dijadikan contoh kasus seperti kebocoran reaktor nuklir Chernobil tahun 1986 dan hancurnya jembatan Takoma tahun 1940, dll. Kebocoran reaktor nuklir Chernobil yang membuat heboh itu, terjadi karena banyak sebab: desain reaktor yang kurang baik, sistem pengamanan yang lemah, tidak sampainya informasi kelemahan reaktor kepada operator di lapangan dll. Sementara hancurnya jembatan Takoma misalnya praktis karena faktor ketidak-tahuan. Jembatan Takoma ini hancur karena fenomena osilasi teralan mandiri (self excited oscillation) oleh angin, yang saat itu relatif belum dikenal.

Secara ide kelihatannya sederhana, namun hal ini adalah usaha pertama kali untuk merangkum berbagai kecelakaan/kegagalan/kasus dan sebab-sebabnya secara sistematis yang dirangkum dalam sebuah buku. Karena itu, tidak lama setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris[3], buku ini banyak mendapat penerimaan yang positif dari kalangan internasional.

Pengalaman Kegagalan

Hatamura sensei tertarik menjadikan ‘shippaigaku’ sebagai bahan pembelajaran ketika menemukan para mahasiswa kuliahnya kurang berminat mendengarkan penjelasan tentang bagaimana cara desain yang baik, tetapi sangat antusias ketika dijelaskan tentang contoh-contoh kegagalan dalam desain. Penulis sendiri sangat beruntung pernah mendapatkan kuliah langsung dari Hatamura sensei ketika kuliah S1. Hatamura sensei pernah menjelaskan satu pengalaman kegagalannya yang sangat berkesan. Suatu hari murid-muridnya heran mengapa untuk menguji kekuatan material logam cukup dengan melakukan uji tarik (tensile test), mengapa tidak dengan uji kompresi (compression test). Maka dicobalah untuk melakukan uji kompresi. Ternyata ketika dilakukan, material logam tersebut hancur dan terbang dengan kecepatan sangat cepat yang lintasannya nyaris mengenai  dirinya dan murid-muridnya, yang tentunya sangat membahayakan nyawa. Setelah pengalaman kegagalan itu, Hatamura sensei menjadi sangat perhatian dalam masalah keselamatan.

Perluasan Bidang Aplikasi

Setelah buku tentang ‘shippaigaku’ ditulis, mulailah konsepnya diterima banyak kalangan, yang kemudian berlanjut dengan didirikannya Asosiasi Ilmu tentang Kegagalan (ASF, Association for the Study of Failure)[4] pada tahun 2002. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan database tentang kegagalan (Failure Knowledge Database)[5]. Yang perlu diperhatikan, data-data kegagalan itu tidak semua perlu dimasukan ke dalam database, cukup beberapa contoh yang dijadikan pelajaran, mengingat kadang-kadang ada kemiripan antara satu dengan yang lainnya. Meskipun awalnya dikhususkan untuk teknik mesin, ‘shippaigaku’ ini diperluas wilayahnya ke bidang teknik lainnya seperti teknik kimia, nuklir dll, bahkan juga masuk ke bidang manajemen, mengingat ada beberapa kecelakaan/kegagalan yang disebabkan kesalahan di pihak manajemen.

Aplikasi di Indonesia

Ilmu ini sangat penting diterapkan di Indonesia. Banyak kasus-kasus kecelakaan dan kegagalan seperti kecelakaan pesawat udara, kecelakaan kereta api, kegagalan mengatasi banjir tahunan, dll. Dalam beberapa kasus, mungkin masih bisa dimaklumi seandainya kecelakaan/kegagalan itu merupakan peristiwa yang pertama kali alias penyebabnya murni faktor ‘ketidak-tahuan’, namun kalau mengamati perkembangan berita, kebanyakan yang terjadi di Indonesia adalah karena faktor ‘kelalaian’ atau ‘ketidak-pedulian’. Banyak di antaranya adalah kecelakaan yang seharusnya bisa dicegah seandainya punya kemauan. Di mana ada kemauan, di sana ada jalan!

Referensi:
[1] Heinrich’s Law, http://en.wikipedia.com/Heinrich_Law
[2] Buku ini berjudul dalam Bahasa Jepang 「続々・実際の設計ー失敗から学ぶ 」
atau dalam Bahasa Inggrisnya “Learning from Design Failure”. terbitan Springer Verlag. Terjemahan Inggris buku pertama dan kedua digabung dalam sebuah buku “The Practice of Machine Design”, terbitan Oxford University Press.

[3] Buku ini berjudul 「失敗学のすすめ」 atau dalam Bahasa Inggrisnya “Learning from Failure”.

[4] Association for the Study of Failure (dalam Bahasa Jepang), http://www.shippai.org

[5] 失敗知識データベース, http://shippai.jst.go.jp/fkd/Search
versi Bahasa Inggrisnya bisa dilihat di Failure Knowledge Database, http://shippai.jst.go.jp/en/Search
Catatan:

Penulis mohon maaf seandainya terjemahan beberapa istilah asing ke dalam Bahasa Indonesia dirasa kurang tepat. Penulis berusaha menyesuaikan dengan kamus dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Bisa dilihat di http://pusatbahasa.diknas.go.id/glosarium/index.php

]]>
http://www.infometrik.com/2009/09/ilmu-tentang-kegagalan-sebuah-pengantar/feed/ 3
Keterbatasan Sebagai Pemicu Kreativitas dan Inovasi dalam Riset Nanosains http://www.infometrik.com/2009/08/keterbatasan-sebagai-pemicu-kreativitas-dan-inovasi-dalam-riset-nanosains/ http://www.infometrik.com/2009/08/keterbatasan-sebagai-pemicu-kreativitas-dan-inovasi-dalam-riset-nanosains/#comments Sun, 16 Aug 2009 22:11:58 +0000 http://www.infometrik.com/?p=852 gambar1Seorang ilmuwan muda tampil membawakan pidato Ilmiah pada Peresmian Penerimaan Mahasiswa Baru ITB  (PPMBITB) tahun akademik 2009/2010 tanggal 12 Agustus 2009 di Gedung Sabuga ITB. Dr. Eng. Mikrajuddin Abdullah, dosen di FMIPA-ITB. Doctor of Engineering lulusan Hiroshima University ini memberikan pidato ilmiah di depan Wali Rektor dan ribuan mahasiswa baru ITB mulai dari jenjang S1,S2, dan S3. Tema pidato yang disampaikan adalah “ Menjadikan Keterbatasan Sebagai Pemicu Kreativitas dan Inovasi dalam Riset Nanosains di Indonesia”. Sungguh suatu pidato ilmiah yang menggairahkan, mencerahkan sekaligus membakar motivasi bukan hanya buat mahasiswa baru ITB tapi juga sesepuh dan petinngi dewan  rektorat yang hadir.

Nanosains adalah istilah yang menjadi pusat perhatian masyarakat dunia, khususnya para ilmuwan saat ini. Sebuah ilmu terkait rekayasa dalam penciptaan material, struktur fungsional, maupun piranti dalam skala nanometer.

Nano, dalam terminologi ilmiah,  berarti 10-9 (0,0000000001). Satu nanometer sama dengan seperseribu mikrometer, sepersejuta millimeter, sepersatumilliar meter. Perumpamaan yang beliau ilustrasikan seperti panjang pulau jawa yang jika dianggap satu meter maka diameter sebuah kelereng kira-kira sama dengan sepuluh nanometer. Dapat dibayangkan kecilnya sebuah partikel dalam satuan nanometer.

Memasuki millennium baru, riset material dalam skala nanometer menyentuh babak baru yang paling progresif . Penemuan baru dalam bidang ini terus bermunculan dalam berbagai bidang, di antaranya secara khusus disebutkan di bawah ini :

Elektronik : piranti ukuran nanometer.

Energi : pembuatan sel surya yang lebih efisien.

Kimia : pengembangan katalis yang lebih efisien, baterai dengan kualitas lebih baik. Kedokteran : peralatan baru pendeteksi sel kanker, hasil interaksi sel kanker dengan partikal yang berukuran nano.

Kesehatan : pengembangan obat ukuran bulir beberapa nanometer sehingga larut dan bereaksi dalam tubuh lebih cepat serta pengembangan obat pintar yang bisa mencari sel-sel tumor dalam tubuh dan langsung bisa membunuh sel tersebut tanpa mengganggu sel-sel normal.

Lingkungan : penggunaan partikel skala nanometer untuk menghancurkan polutan organic di air dan udara.

Mengapa reduksi ukuran material dalam skala nanometer begitu penting ? Kepala Lab SF Nanomaterial ITB ini  menjelaskan bahwa sifat-sifat material yang meliputi sifat fisis, kimiawi, maupun biologi berubah begitu dramatis ketika dimensi material masuk ke dalam skala nanometer. Yang lebih menarik lagi adalah sifat-sifat tersebut ternyata bergantung pada ukuran, bentuk, kemurnian permukaan, maupun topologi material. Para ilmuan percaya bahwa setiap sifat memiliki “skala panjang kritis”. Ketika dimensi material lebih kecil dari panjang kritis tersebut, maka sifat-sifat fundamental mulai berubah.

Sebagai gambaran, partikel tembaga yang memiliki diameter 6nm memperlihatkan kekerasan lima kali lebih besar daripada tembaga ukuran besar. Keramik yang umumnya kita kenal mudah pecah dapat dibuat menjadi fleksibel jika ukuran bulir direduksi ke dalam orde nanometer. Cadmium selenida (CdSe) dapat menghasilkan warna yang berbeda-beda dengan hanya mengontrol ukuran partikel.

Setelah memaparkan apa itu nanosains serta pentingnya pengembangan teknologi ke depan, Ketua editorial Jurnal Nanosains dan Nanoteknologi ITB ini lalu menantang semua yang hadir di ruangan tersebut, dengan mengajukan pertanyaan apakah bisa riset nanosains dilakukan oleh mahasiswa Indonesia dengan fasilitas terbatas. Dengan penuh percaya diri beliau mengatakan BISA, dan beliau sendiri telah membuktikannya.

Telah banyak makalah yang beliau hasilkan. Jurnal Internasional sebanyak 38 makalah, ensi internasional 2 makalah, bab buku yang terbit secara internasional sebanyak 1 bab, dan jurnal nasional serta seminar nasional/internasional secara keseluruhan lebih dari 150 makalah.

“Yang dibutuhkan adalah kreatifitas, inovasi serta tidak mudah menyerah,” tutur Dr. Mikrajuddin. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa di dalam keterbatasan pasti ada jalan keluar apabila kita jeli, pantang menyerah, dan mau berpikir kritis. Keterbatasan itu yang kita harus gunakan sebagai pendorong yang kuat untuk menjadi kuat dan kreatif

Editor Indonesia Journal of Physics ITB ini mencontohkan riset teioritik sebagai alternatif riset yang relatif lebih murah. Meskipun tetap dengan persyaratan bahwa yang bisa melakukannya adalah yang memiliki kemampuan matematik yang tinggi. Alternatif yang lain adalah masuk ke riset teori fenomenologis/empiris. Tidak terlalu membutuhkan matematik yang tinggi, hanya perlu menjelaskan dan mematangkan teori dari hasil percobaan peneliti lain yang belum memiliki penjelasan teoritik yang memadai tentang sifat data yang diperoleh. Dan masih banyak contoh lain yang beliau paparkan. Intinya adalah tidak menjadikan dana dan fasilitas yang terbatas menghalangi kreativitas dan inovasi  dalam pengembangan riset nanosains di Indonesia.

Pengembangan serta aplikasi nanosains dalam riset yang terus dikembagkan suatu saat akan menjawab permasalahan riil yang dihadapi bangsa dan dapat langsung diaplikasikan pada industri-industri dalam negeri.

Mari kita bermimpi, suatu saat negara kita tidak lagi mengekspor minyak bumi mentah dan mengimpor bahan baker jadi, tetapi yang kita ekspor adalah adalah bahan bakar jadi karena kita sudah mempunyai kemampuan mengolahnya. Suatu saat kita tidak hanya bisa mengekspor CPO dan mengimpor barang jadi CPO nya tapi langsung kita ekspor dalam bentuk barang jadi CPO yang kita olah. Suatu saat kita tidak lagi mengekspor biji besi, tetapi yang kita ekspor adalah besi atau barang dari besi. Suatu saat kita tidak perlu mengekspor pasir ke Singapura dan mengimpor mahal Wafer silicon dan IC, tapi kita langsung mengekspor Wafer dan IC itu sendiri.

Suatu saat kita tidak akan melihat lagi di supermarket berserakan buah-buahan impor meskipun tanah kita termasuk tanah yang paling subur di dunia, tapi kita menjadi pengekspor buah ke seluruh dunia.

Suatu saat, kita tidak lagi mengimpor 60% kebutuhan garam dalam negeri walaupun pantai kita termasuk terpanjang di dunia, tetapi kita menjadi pengekspor garam ke seluruh penjuru dunia. Suatu saat kita tidak perlu membayar mahal konsultan asing yang tidak jelas kualifikasinya, tapi kosultan-konsultan Indonesia bertebaran di berbagai negara. Suatu saat kita bisa seperti Jepang dimana upah tenaga kerja asing lebih rendah daripada upah tenaga kerja Jepang untuk jenis pekrjaan yang sama.

Pidato ilmiah tersebut berlangsung kurang lebih 1,5  jam, namun waktu berjalan seolah terasa begitu cepat. Standing applause bergemuruh riuh ketika sang dosen muda turun dari podium. Mudah-mudahan impian sang doktor ini adalah impian kita semua yakni menuju Indonesia yang lebih baik melalui pengembangan nanosains di tanah air.

Referensi :

Pidato Ilmiah

oleh  : Dr. Eng. Mikrajuddin Abdullah

“ Menjadikan Keterbatasan Sebagau Pemicu Kreativitas dan Inovasi dalam Riset Nanosains di Indonesia “

Penerimaan Mahasiswa Baru ITB  (PPMBITB) tahun akademik 2009/2010

]]>
http://www.infometrik.com/2009/08/keterbatasan-sebagai-pemicu-kreativitas-dan-inovasi-dalam-riset-nanosains/feed/ 5
Prof.Djoko Suharto: Pengantar Infometrik, Harapan dan Kerja Keras http://www.infometrik.com/2009/08/harapan-dan-kerja-keras-menuju-kebangkitan-teknologi-sebuah-pengantar/ http://www.infometrik.com/2009/08/harapan-dan-kerja-keras-menuju-kebangkitan-teknologi-sebuah-pengantar/#respond Fri, 07 Aug 2009 21:02:01 +0000 http://www.infometrik.com/?p=643 writingHarapan dan Kerja Keras Menuju Kebangkitan Teknologi

Ide untuk menerbitkan majalah teknologi online (www.infometrik.com) di bidang mekanika, material dan teknologi terapan merupakan usaha yang pantas untuk dihargai. Seperti diketahui kegunaan internet pada awal abad ke 21 sudah tidak terbantahkan lagi dimana informasi dapat diperoleh dimana saja dengan waktu yang sangat cepat. Namun perlu dicermati bahwa informasi yang diperoleh bisa merupakan informasi yang kurang terorganisasi secara sistematik dan tidak fokus. Penerbitan majalah teknologi ini merupakan usaha untuk meramu secara sistematik informasi di bidang mekanika, material dan teknologi terapan yang diharapkan berguna untuk mahasiswa dan para profesional dalam rangka menerapkan falsafah belajar sepanjang hajat.

Sebagian bidang mekanika dan material dipelajari dalam program studi Teknik Mesin, (nama yang sebenarnya tidak terlalu tepat merepresentasikan nama ”Mechanical Engineering” yang sudah dikenal di seluruh dunia). Sampai dengan pertengahan abad ke 20 bidang mekanika dan material mendominasi pengembangan teknologi terutama di bidang ”manufacturing” dan perancangan peralatan-peralatan mekanik. Dengan munculnya teknologi baru (emerging technology) seperti teknologi info, bio, nano, dan cogno maka antisipasi ke depan adalah menggabungkan Teknik Mesin klasik dengan teknologi baru tersebut (Djoko Suharto dan Andi Isra Mahyuddin”Masa Depan Pendidikan Teknik Mesin di Indonesia” ) sehingga akan muncul teknologi gabungan. Saya harap majalah ini akan banyak menerbitkan artikel yang membahas pengembangan bidang ini dan teknologi terapannya disamping artikel materi dasar yang perlu diketahui oleh para pembaca.

Majalah online ini diterbitkan pada tanggal 10 Agustus 2009 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional. Empat belas tahun yang lalu (10 Agustus 1995) bangsa Indonesia sangat bangga karena mampu melakukan terbang perdana pesawat prototipe N-250 yang sebagian besar dirancang oleh putra putra bangsa sendiri. Penulis bisa merasakan suasana pada waktu itu karena ikut bertugas di PT.IPTN yang dibentuk untuk mengemban misi alih teknologi. Namun karena krisis ekonomi pada tahun 1998, kegiatan tersebut berhenti dan sejak itu PT.IPTN, sekarang PT.Dirgantara Indonesia, mengalami kemunduran. Kejadian ini merupakan pelajaran yang sangat mahal untuk kita, dan para pengritik atau oposan dari program alih teknologi ini menyebutnya sebagai suatu kebijakan yang gagal.

Namun demikian kita bisa melihat dari sisi lain yang lebih optimis, kegagalan adalah sukses yang tertunda. Sikap yang terpenting adalah tidak kenal menyerah dan selalu berani menghadapi tantangan. Suatu contoh dari sejarah yang terkenal adalah pidato Perdana MenteriInggris Winston Churchil yang mengobarkan semangat Never, Never Give Up kepada rakyat Inggris pada waktu menghadapi serangan dari Nazi Jerman dalam perang dunia ke II.

Saat ini 14 tahun setelah tanggal 10 Agustus 1995, proses pengembangan teknologi untuk bangsa perlu mendapat semangat baru dengan memakai strategi lain. Sepuluh tahun setelah era reformasi bangsa, Indonesia sudah mampu melakukan quantum leap pada proses demokrasi serta otonomi daerah, yang hasilnya walaupun belum sempurna sudah mendapat penghargaan dari bangsa lain. Quantum leap ketiga yang perlu dilakukan adalah mengkampanyekan budaya kerja conscientious supaya terbentuk suasana yang nyaman bagi pengembangan teknologi dan ilmu karya bangsasecara berkesinambungan. Upaya penerbitan majalah Infometrik, disamping bermaksud menyebar luaskan teknologi di bidang ini juga dapat dipandang sebagai ajakan untuk berbudaya conscientious yang dalam Bahasa Inggris berarti showing great care, attention, and

industriousness in carrying out a task or role. Memang bukan tugas yang mudah karena mengubah perilaku. Namun bila hal ini dilakukan saya percaya akan merupakan persemaian yang baik bagi tempat pengembangan teknologi maupun kemajuan serta kesejahteraan bangsa. Bila bangsa kita bisa dipercaya karena dipandang telah melakukan hal hal yang baik dan kompetitif maka akan lebih mudah terhindar dari krisis ekonomi yang sekarang sering terjadi ( Paul Krugman, ” The Return of DepressionEconomics and the Crisis of 2008”).

Akhirul kata saya ucapkan selamat atas penerbitan majalah ini dan semoga dapat lebih berkembang serta bermanfaat bagi orang banyak.

Bandung 6 Agustus 2009

Djoko Suharto

————————————

Tambahan redaksi:

Profile singkat  Prof.Dr.Djoko Suharto:

  • Name : Djoko Suharto
  • Date of birth : November 23, 1947
  • Place of birth : Solo, Indonesia
  • Nationality : Indonesian

Formal Education

  • “Bachelor” Mechanical Engineering Department, Institut Teknologi Bandung, 1972
  • MSc and PhD, The Pennsylvania State University, 1975 and 1978

Field of Study

  • Mechanical Design, Computational and Experimental Mechanics

Academic Career

  • 1980 – 1985 Assistant Professor
  • 1986 – 1997 Associate Professor
  • 1998 Professor

Education and Research Management Experiences

  • 1983 – 1986 Chairman of Mechanical Engineering Dept.
  • Institut Teknologi Bandung (ITB)
  • 1988 – 1992 Vice Dean of Academic Affairs
  • Faculty of Industrial Technology, ITB
  • 1993 – 1997 Vice Director Inter-University Center
  • for Engineering Sciences ,ITB
  • 1998 – 2002 Dean Faculty of Industrial Technology, ITB
  • 2002 – 2004 Member Board of Trustees
  • 2004 – 2006 Vice Chairman Board of Trustees

Industrial Experiences

  • 1979 – 1982 Consultant for Mechanical Design in Agricultural Machineries &
  • Automotive Industry
  • 1986 – 1990 Consultant for Structural Design & Test at Indonesian Aircraft Industry
  • (PT. IPTN)
  • 1990 – 1994 R & D Chief for Structural Design and Stress Evaluation at PT. IPTN
  • 1994 – 2000 Chairman of Research and Development PT. IPTN
  • 2003 – 2006 Independent Commissioner Indonesian Aircraft Industry

]]>
http://www.infometrik.com/2009/08/harapan-dan-kerja-keras-menuju-kebangkitan-teknologi-sebuah-pengantar/feed/ 0
Mekanika dan Material, Selayang Pandang http://www.infometrik.com/2009/08/mekanika-dan-material-selayang-pandang/ http://www.infometrik.com/2009/08/mekanika-dan-material-selayang-pandang/#comments Fri, 07 Aug 2009 17:59:44 +0000 http://www.infometrik.com/?p=17 018Mekanika atau mechanics, termasuk cabang ilmu yang paling tua, jauh sebelum Newton apalagi Einstein hadir dan meletakkan dasar-dasar mekanika klasik dan kuantum seperti yang kita kenal sekarang. Sejarah merekam penggunaan prinsip-prinsip mekanika telah dimulai ribuan tahun sebelum Masehi, dan secara teoritik telah dirintis oleh Archimedes, 200 an tahun sebelum kelahiran Nabi Isa. Sejak revolusi industri, mekanika telah menjadi ilmu yang berkembang sangat pesat dan langsung bersentuhan dengan kehidupan manusia. Mesin uap James Watt, dan kemudian pesawat terbang Wright bersaudara, hanyalah  dua contoh penemuan besar yang bertumpu pada ilmu mekanika.

Ilmu tentang material, dalam terminologi ilmiah terbagi dua menjadi teknik material (material engineering) dan ilmu material (material science), barangkali memiliki sejarah yang lebih panjang daripada mekanika. Meski kita sangat mengenal istilah stone age, bronze age, dan steel age, sebenarnya manusia telah mulai bermain dengan ilmu material ketika berhasil membuat tanah liat yang keras bila terjemur matahari, yang menjadi dasar pembuatan keramik. Ilmu material mengalami lompatan besar ketika manusia berhasil mengerti banyak hal dari logam, yang kemudian menghasilkan ilmu metalurgi. Setelah kejayaan ilmu tentang logam, ilmu material memasuki babak baru dengan ditemukannya polimer dan semikonduktor. Selanjutnya ilmu biomaterial menjadi bintang penelitian sebelum munculnya istilah nanomaterial yang lalu menyita perhatian para peneliti dan praktisi material seluruh dunia.

177Mekanika dan material memiliki irisan yang sangat kuat di bidang mekanika material atau mekanika bahan (mechanics of material, solid menchanics, failure mechanics, dan yang sejenisnya). Di bidang ini, prinsip-prinsip gaya, regangan dan tegangan sebagai warisan ilmu mekanik dipadukan dengan pengetahuan mengenai ikatan antar atom sebagai ciri khas ilmu material, dipakai untuk menjelaskan sifat-sifat mekanik suatu bahan. Kita barangkali pernah mendengar istilah Young modulus, hardness, yield stress, fracture toughness, ductile dan brittle. Semua istilah ini digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat mekanik suatu bahan dan merupakan hasil perpaduan ilmu mekanika dan material.

Hampir seluruh produk teknologi yang ada disekitar tidak bisa dilepaskan dari mekanika dan material. Lihatlah mobil yang anda pakai, pesawat yang anda tumpangi, handphone yang senantiasa menemani anda, bahkan keyboard yang ada di hadapan anda, semuanya didisain dengan porsi pertimbangan mekanika dan material yang besar. Kemajuan teknologi informasi terutama dari sisi perangkat keras pun tidak akan tercapai tanpa kemajuan besar di bidang material semikonduktor. Sebagai timbal balik, dewasa ini teknologi komputasi memiliki peranan besar dalam mendukung pengembangan aplikasi mekanika dan material.

Dalam menghadapi era teknologi yang semakin maju dan persaingan antar negara yang semakin ketat, sumber daya di bidang-bidang strategis, di antaranya mekanika dan material, adalah hal yang niscaya. Hampir semua negara maju di bidang teknologi berinvestasi yang besar di bidang-bidang ini. Bahkan kuncinya adalah, mempopulerkan bidang-bidang tersebut sehingga tidak menjadi konsumsi elit universitas dan peneliti saja. Sebagai contoh di Jepang, bidang studi mechanics of material (mekanika bahan) menjadi bahan pelajaran setiap pegawai yang terlibat di dunia manufaktur, baik dia seorang teknisi maupun salesman.

Dengan semangat mempopulerkan mekanika dan material ini pula, kami berharap situs Infometrik.Com menjadi media yang bisa menyajikannya dengan bahasa populer dan mudah dimengerti oleh siapa saja yang tertarik dengan mekanika dan material. Tentu saja tanpa kerja bersama-sama, hal tersebut tidak akan terwujud. Mari memulai langkah, dengan mengirimkan satu artikel ke Infometrik.Com hari ini.

Salam
Azhari Sastranegara

]]>
http://www.infometrik.com/2009/08/mekanika-dan-material-selayang-pandang/feed/ 3